Sering tanpa kita sadari, makanan yang kita makan sehari-hari mengandung mikroorganisme yang dapat mengancam kesehatan bahkan jiwa kita, terutama makanan yang dimasak sembarangan. Secara alami, semua makanan mengandung sejumlah bakteri. Jenis bakteri ini akan berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila makanan yang dikonsumsi tidak diolah dan disimpan sebagaimana mestinya.
Meskipun penyebaran penyakit yang ditimbulkan bakteri makanan ini tergantung pada usia, jumlah paparan dan tingkat imunitas seseorang, namun tidak ada salahnya bila Anda waspada. Berikut ini beberapa jenis bakteri berbahaya yang perlu diwaspadai dan cara mengatasinya :
Campylabacter jejuni
Penyebaran : Daging sapi atau ayam yang terkontaminasi tinja/kotoran pada saat pemrosesan, air yang tidak dimasak dan susu yang tidak dipasteurisasi.
Gejala : diare yang terkadang disertai darah, kejang perut, sakit kepala dan merasa kedinginan.Gejala ini akan timbul dalam waktu 2-11 hari dan berlangsung selama 1-2 minggu.
Pencegahan :
Pastikan Anda mengolah daging atau ayam hingga matang sebelum dikonsumsi
Jangan meminum air mentah atau susu yang tidak dipasteurisasi
Cuci bersih pisau, talenan atau wadah yang bersentuhan dengan daging mentah
Gambar mikroskopis cahaya Campylabacter jejuni Gambar Mikroskop elektron
Clostridium botulinum
Penyebaran : Bakteri ini biasanya terdapat pada daging semur atau masakan yang berkuah kental, makanan kaleng,. terutama bila mangkuk atau piring yang digunakan tidak steril atau bisa juga karena Anda terlalu lama mendinginkan makanan
Gejala : Diare, mual-mual dan kram perut biasanya muncul dalam waktu 1-16 jam dan berlangsung selama 1-2 hari.
Pencegahan :
Pertahankan agar makanan tetap panas
Pertahankan agar panas daging yang telah dimasak tetap di atas suhu 60 derajat celsius dan panaskan sekurang-kurangnya sampai pada 74 derajat celsius
Gambar ; Clostridium botulinum, menggunakan Mikroskop Cahaya
Gambar Mikroskop Elektron, tampak racun diproduksi saat bakteri berada dalam makanan,
PENJELASAN TAMBAHAN:
Pada kasus intoksikasi melalui makanan, tidak ada kasus yang lebih berbahaya dibandingkan dengan botulisme. Penyebabnya adalah Clostridium botulinum. Botulisme ini sudah menyebar hampir ke seluruh dunia. Bakteri ini menghasilkan racun yang sangat berbahaya; 1 ons racun yang dihasilkan mampu mebunuh semua penduduk negeri ini
Botulisme biasa terjadi karena mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi Clostridium botulinum. Botulisme dapat dihindari dengan memanaskan makanan sebelum dikonsumsi. Kasus – kasus yang terjadi selalu berkaitan dengan mengonsumsi makanan dingin. Contohnya, kasus terbesar di Michigan, Amerika Serikat pada tahun 1977 ketika 58 orang menderita botulisme setelah memakan makanan kaleng di sebuah restoran. Pada tahun 1982, seorang pria Belgia meninggal karena botulisme setelah makan makanan yang terbuat dari daging salmon kaleng yang telah terkontaminasi Clostridium botulinum.
Botulisme juga dapat terjadi pada bayi tapi, hal ini jarang terjadi. Hal ini tejadi sejak masa kehamilan enam bulan pertama. Selain itu, terdapat pula botulisme pada luka yang merupakan analog dari tetanus. Namun, botulisme pada luka ini sangat langka.
Botulisme juga dapat terjadi pada bayi tapi, hal ini jarang terjadi. Hal ini tejadi sejak masa kehamilan enam bulan pertama. Selain itu, terdapat pula botulisme pada luka yang merupakan analog dari tetanus. Namun, botulisme pada luka ini sangat langka.
Gambar :C. botulinum ketika tumbuh pada media laboratorium "egg yolk agar", tampak adanya zone presipitasi di sekitar koloni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar